Kamis, 27 Maret 2014

Ratu Adil yang Dinantikan (2)

Tanda-tanda Kehadiran Sang 'Ratu Adil'

Pada saat ia muncul, pada saat itu pula tatanan kehidupan mulai berubah. Perubahan itu bukan karena ia memiliki kekuasaan dan ikut dalam struktur pemerintahan, tapi karena rahmat Tuhan yang dilimpahkan padanya. Lewat limpahan rahmat yang diberikan kepadanya itu, kondisi zaman akan berubah, sehingga setiap orang merasakan tenteram dan damai.



Dalam kondisi sekarang ini, diduga bahwa Sang Ratu Adil itu akan segera muncul, bahkan mungkin sudah berada di tengah-tengah kita. Karena ia tidak memiliki tahta dan istana, maka sangat mustahil keberadaannya diketahui oleh banyak orang. Dalam rujukan Serat Gemo Surgoloko dikatakan, awal kemunculannya ia langsung menghimbau kepada seluruh elemen bangsa, bahwa: “sudah saatnya sekarang bangsa ini memilih pemimpin yang adil dan bijak. Dan sudah saatnya rakyat menata ekonomi, politik, social, budaya dan hamkam. Sudah saatnya rakyat memperbaiki moral dan prilaku sesuai dengan nilai-nilai bangsa”. Demikian titah dan harapan Sang Ratu Adil. Setelah bertitah, tidak lama kemudian mulai terjadi perubahan pada seluruh sector kehidupan.

Pada tahap awal akan terlihat pada sektor pemerintahan, yaitu munculnya pemimpin-pemimpin atau pejabat yang adil dan jujur serta bertanggungjawab. Para pemimpin membenahi pribadinya dan berprilaku sesuai dengan keinginan hati nurani rakyat. Tidak ada lagi manipulasi politik dalam system pemilihan pemimpin. Rakyat dengan sendiri mengerti siapa sebenarnya yang pantas untuk diangkat dan dipilih, dan siapa yang tidak. Pemimpin yang berpribadi jelek akan tersingkir dengan sendirinya.

Berbarengan dengan itu, para tokoh politik pun tidak lagi sikut menyikut satu sama lain. Mereka tidak bersaing berebut kekuasaan, tapi berlomba-lomba berbuat baikan serta memberikan contoh tauladan kepada rakyat. Komuniaksi antar para tokoh politik berjalan harmonis, dan bersama-sama sepakat berjuang demi bangsa dan negara, tanpa memperdulikan siapa pun yang menjadi pemimpin negeri ini. Aktivitas dan kretivitas mereka semata-mata demi kemajuan dan kemakmuran rakyat.

Perubahan juga akan terjadi pada sektor hukum. Di era Satrio Piningit penegakan hukum berjalan adil dan bijak. Hukum tidak dapat dibeli dan dimanipulasi begitu saja. Hukum berjalan sesuai undang-undang, tanpa dipengaruhi factor kedudukan dan keturunan. Siapa pun yang melanggar hukum wajib diadili dan diberi sanksi sesuai tingkat pelanggaran. Para penegak hukum diangkat berdasarkan keahlian dan siap untuk dihukumi jika mereka juga melanggar undang-undang. Sistem perundang-undangan dibuat secara bijak berdasarkan nilai-nilai bangsa, bukan atas intervensi dari dan masukan pihak luar.

Kemudian, setelah sistem pemerintahan tertata dan penegakan hukum diberlakukan secara adil dan bijak, maka tercipta sebuah tatanan ekonomi kerakyatan yang merata. Pondasi ekonomi dibangun semata-mata untuk kesejahteraan rakyat. Pada saat ini tidak ada lagi korupsi, penipuan dan monopoli. Masuk dan keluarnya harta milik negara sesuai dengan aturan. Negara tidak lagi menerima bantuan dari bangsa asing, sebab kekakayaan negara sudah dikelola dengan baik dan cukup untuk menghidupi rakyat. Bersamaan dengan itu akan tercipta lapangan kerja, sehingga rakyat dengan mudah mencari nafkah sesuai dengan keahlian masing-masing.

Pada sisi lain, hubungan harmonis akan terlihat antara kelompok kaya dan miskin. Mermeka hidup saling bantu membantu satu sama lain. Para pejabat, pedagang, pegawai, petani, nelayan dan para buruh mencari nafkah dengan cara halal, sehingga merasa puas dan berkah dengan rezki yang diperoleh. Pada saat ini masing-masing orang merasakan hidup dalam kecukupan. Sekalipun profesinya hanya sebagai tukang batu atau kuli, mereka tetap bersyukur dan hidup tenteram. Tidak ada iri dengki, keserakahan dan kesombongan. Kemudian tidak pula saling memangsa dan merendahkan satu sama lain.

Bersamaan dengan itu pula tercipta suasana keamanan yang betul-betul aman. Tidak ada tindak kriminal, demo-demo dan tindakan-tindakan yang merusak keutuhan bangsa. Para jenderal dan prajurit bersatu
membantu dan mengamankan rakyat. Sosok para panglimanya adalah kasatria, jujur, bertanggungjawab dan berani mengorbankan jiwa raganya tanpa pamrih demi bangsa dan negara.

Dalam kondisi ekonomi dan keamanan yang stabil, maka hubungan antar budaya pun berjalan baik dan harmonis. Tidak ada lagi perpecahan antar umat beragama atau sesema umat seagama. Tidak ada lagi perpecahan antar etnis. Tidak ada lagi aktivitas rakyat yang menimbulkan perselisihan dan kekacauan. Antar sesama umat saling hidup berdampingan dan menghormati satu sama lain. Bahkan hubungan dengan bangsa lain pun ikut berjalan harmonis tanpa memusuhi dan dimusuhi. Setiap negara asing berlomba menjalin hubungan internasional tanpa niat menjajah atau ikut campura tangan dalam aktivitas dalam negeri. Bahkan, banyak pula negara asing ikut belajar atau mencotohi bangsa kita bagaimana cara mengatur dan membangun negera.

Dilukiskan dalam Serat Gemo Surgoloko, bahwa setelah Sang Ratu Adil bertitah, peran media massa akan berbalik arah. Tidak ada lagi mengisukan berita-berita berbau fitnah. Tidak ada lagi isi berita yang bertentangan dengan nilai-nilai bangsa. Semua berita dikemas sesuai etika, yang tidak memancing kemarahan dan menyinggung hati rakyat. Para penyiar, wartawan dan ilmuan menjadi mitra kerja pemerintah dan rakyat. Mereka menyiar dan menulis untuk membangkit semangat rakyat dalam membangun bangsa.

Dalam kondisi seperti di atas, maka para tokoh agama tampil sebagai pendamping sekaligus penasehat pemimpin. Kedekatan tokoh agama dengan para pemimpin bukan untuk kepentingan pribadi atau golongan, tapi semata-mata untuk memberikan nasehat agar para pemimpin tidak keliru dalam membuat setiap kebijakan. Pada sisi lain, para tokoh agama berserta para pendidik berusaha mengayomi dan mendidik rakyat menjadi bangsa yang cerdas. Mereka memberikan suri tauladan terbaik, sehingga produk pendidikan menghasilkan anak didik yang berprilaku sesuai dengan nilai-nilai bangsa.

Prilaku rakyat ikut menyesuaikan kondisi sosial, ekonomi dan politik yang ada sudah tertata. Budaya negatif seperti perjudian, pemerasan, pembunuhan dan perzinahan berangsur-angsur hilang. Himbauan Sang Ratu Adil tentang 'pertaubatan budaya' akan menjadi kenyataan. Para pelaku maksiat insaf dan kembali menjadi bangsa bermoral yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusia.

Demikianlah sebuah gambaran negara di saat Sang Ratu Adil sudah benar-benar muncul di bumi. Lantas, dimanakah dia pada saat proses perubahan itu terjadi? Dalam Serat Gemo Surgoloko tidak dijelaskan secara pasti. Tapi yang jelas ia berada bersama-sama kita. Ia tinggal di istana sunyi. Sesekali ia keluar untuk memberikan himbaun dan nasehat. Tapi pada saat yang bersamaan ia pergi tanpa diketahui. Ia bertindak atas perintah 'langit' yang sulit dimengerti. Ia ada, tapi tiada. Ia di utus Tuhan untuk menjaga makhluk di bumi.

lanjutkan ......
Ratu adil yang Dinantukan (3)

0 komentar:

Posting Komentar